Palembang, Kompas - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Palembang akan memasukkan pelajaran mendaur ulang sampah dalam kegiatan ekstrakurikuler, di luar kurikulum wajib yang menjadi mata pelajaran di sekolah dasar. Pelajaran ini diharapkan dapat memupuk kesadaran murid untuk mencintai lingkungan sejak dini.
”Mempelajari proses daur ulang sampah sehingga menjadi produk yang bernilai diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran cinta lingkungan sehingga tidak memproduksi dan membuang sampah sembarangan,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Palembang Hatta Wazol, di Palembang, Sabtu (21/2).
Menurut dia, menciptakan lingkungan sehat dan bersih melalui program daur ulang sampah menjadi sebuah upaya penting dalam menjaga kelestarian bumi. Pembelajaran mengelola sampah akan mengarahkan masyarakat untuk mengetahui bahwa sampah juga dapat menjadi produk bernilai, seperti pupuk organik dan kertas daur ulang.
Pengolahan sampah menjadi pupuk organik, kertas, dan produk daur ulang lainnya akan mengurangi tumpukan sampah dan meminimalkan pencemaran lingkungan di sekolah.
Dia menjelaskan, pihaknya yakin jika program tersebut dilaksanakan pada setiap sekolah, masalah sampah di Kota Palembang dapat teratasi.
”Produk daur ulang pun dapat menjadi peluang menambah penghasilan dengan menjual pupuk kompos atau kertas daur ulang,” ujarnya.
Program tersebut nantinya tidak hanya menjadi pelajaran ekstrakurikuler di SD, tetapi SMP dan SMA/SMK yang juga akan mengadopsi kegiatan tersebut menjadi pelajaran tambahan.
”Dalam jangka panjang, kegiatan proses daur ulang tersebut dapat memasyarakat pada kehidupan sehari-hari warga,” katanya. (ANTARA/BOY)
Daur Ulang Sampah Jadi Kurikulum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar