Membangun Persahabatan Melalui Daur Ulang Sampah



Pada tanggal 11-16 Maret 2007, SMAN 11 Bandung mendapatkan kehormatan menerima kunjungan dari rombongan United World College Li Po Chun, Hong Kong. Rombongan ini terdiri dari 12 siswa dan 2 staf akademis. Mereka berkunjung ke Bandung dalam rangka proyek daur ulang – sebuah proyek gabungan antara siswa UWC dan SMAN 11 Bandung untuk pelayanan masyarakat.

Selama lima hari, para siswa bekerjasama dalam memilah jenis sampah yang dikategorikan ke dalam jenis organik, non organik dan sampah kertas. Selain itu, mereka juga menjalankan proses kompos, meyumbangkan keranjang sampah dan mensosialisasikan ide daur ulang ke dua sekolah serta masyarakat sekitar SMAN 11 Bandung.

Kedatangan UWC Hong Kong untuk proyek daur ulang ini membantu mewujudkan komitmen SMAN 11 untuk menjalankan program studi lingkungan sebagai bagian dari kampanye ”Sekolah Hijau” yang dicanangkan oleh walikota Bandung.

Di lain pihak memberikan pelayanan masyarakat terhadap negara-negara di Asia sudah merupakan proyek tahunan dari UWC Hong Kong. Proyek daur ulang ini diharapkan bisa menjadi kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa SMAN 11 Bandung. Sehingga nantinya akan banyak lagi yang mau berpartisipasi dalam aktivitas ini.

Pada tanggal 11 Maret, Program Officer USP mengantarkan siswa-siswa UWC Hong Kong kepada orangtua asuh untuk tinggal bersama selama satu minggu. Kesempatan ini juga digunakan sebagai pengenalan tentang kehidupan sehari-hari siswa Indonesia kepada siswa UWC Hong Kong. Acara ini diadakan di SMAN 11 Bandung dan dihadiri oleh Teddy Hidayat dan komite sekolah. Kegiatan ini diakhiri dengan tir singkat SMAN 11 Bandung.

Upacara penyambutan para siswa UWC Hong Kong ini dilakukan tanggal 12 Maret dan dibuka oleh kepala sekolah. Pada acara tersebut, para komite memberikan penjelasan mengenai proyek ini kepada siswa.

Setelah itu, para siswa diajak melihat pembuangan tempat sampah sementara di area sekolah dan di daerah sekitarnya. Lalu siswa-siswa UWC dan SMAN 11 Bandung diajak ke Alun-Alun untuk membeli beberapa keranjang sampah untuk acara yang dilaksanakan di SD Babakan Pariangan pada hari Kamis.

Kegiatan siswa-siswa UWC Hong Kong dan SMAN 11 Bandung dilanjutkan dengan menghadiri seminar yang bertemakan “Daur ulang”. Pembicara dari seminar ini adalah Mr. Rohaji dari NLC (Nature Love Community). Setelah itu, para siswa mengikuti workshop tentang daur ulang kertas, dan dilanjutkan dengan mengecat serta mendekorasi keranjang sampah.

Lalu kegiatan dilanjutkan dengan aktivitas yang mereka berinama “Operasi Semut” or “Ants Operation”. Pada aktivitas ini, para siswa harus memungut sebanyak mungkin sampah dari lingkungan dan ditaruh ke dalam keranjang sampah. Sampah yang mereka pungut ini akan digunakan untuk proses kompos yang akan dilakukan di hari selanjutnya.

Pada hari Rabu pagi, diadakan upacara peresmian proyek daur ulang ini. Walikota Bandung, Bpk. Dada Rosada turut hadir pada peresmian acara tersebut. Upacara ini sangat meriah, dan dihadiri oleh seluruh siswa dan guru yang terlibat serta beberapa media (Sinarpagi, Pikiran Rakyat dan TVRI). Kegiatan ini ditutup dengan aktivitas membuat kompos yang dilakukan oleh siswa SMAN 11 Bandung dan UWC Hong Kong.

Walikota sangat kagum dengan suksesnya kerjasama yang telah dilakukan oleh siswa-siswa SMAN11 Bandung. “Masyarakat tidak bisa bergantung pada pemerintah untuk mengatur dan menjaga kebersihan lingkungan. Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada SMAN 11 Bandung dan UWC Hong Kong atas dukungannya terhadap pengembangan lingkungan di Bandung,” kata Walikota.

Pada hari Kamis tanggal 15, para siswa mengunjungi SD Babakan Priangan untuk mengajar siswa yang duduk di kelas 3, 4 dan5. Murid-murid SD Babakan Priangan terlihat sangat bersemangat mendengarkan pelajaran yang diberikan oleh kakak-kakaknya dari SMAN 11 Bandung dan UWC Hong Kong.

Setelah diperkenalkan pada masing-masing kelas yang ada di sman 11 Bandung, siswa dari UWC Hong Kong ini mengunjungi Ciater serta menikmati pertunjukan Angklung di Saung Mang Ujo. Siswa-siswa UWC Hong Kong menginap di daerah Ciater malam itu.

Lalu pada hari Jumat, tanggal 16, mereka mengunjungi Tangkuban Perahu. Pada hari yang sama, diadakan pesta perpisahan bagi para siswa. Keesokan paginya mereka berangkat ke Jakarta.

Selama seminggu, para siswa telah menjalin hubungan persahabatan yang sangat bermanfaat bagi masing-masing pihak. “Sebelum tiba di Indonesia, saya sangat khawatir apakah bisa beradaptasi dengan keluarga Ardiansyah. Tapi ternyata saya langsung bisa cocok dengan seluruh anggota keluarganya. Saya merasa seperti di rumah sendiri,” kata Dencio, siswa dari Timor Laste.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Sarah Yue, siswa yang berasal dari Australia. Sarah Yue mengatakan, “Orangtua asuh saya sangat menyenangkan. Tinggal bersama orang-orang yang memiliki kebudayaan berbeda telah merupakan pengalaman yang memberikan tantangan tersendiri. Saya banyak sekali mendapatkan pelajaran-pelajaran baru.”

Proyek kerjasama ini tidak hanya berguna untuk menjaga lingkungan, tapi juga berguna sebagai ajang pembelajaran kebudayaan. Selama tinggal di rumah orangtua asuh, siswa-siswa yang berasal dari Indonesia, Inggris, Cina, Hong Kong, Malaysia dan Timor Laste bisa saling mengetahui kebudayaan dari masing-masing negara.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar